Advertisers

Artikel Pendidikan

Berbohong saat Tes Kesehatan Rohani Ternyata Bisa Terdeteksi

Written By Unknown on Sunday, May 12, 2013 | 1:40 AM

Metrotvnews.com, Gorontalo: Jangan pernah mencoba untuk berbohong saat sedang menjalani tes kesehatan rohani yang dilakukan dokter. Jawablah 350 soal sesuai dengan kondisi, pengalaman, maupun apa yang dirasakan pasien.

"Jika dalam tes itu ada yang mengisi soal tidak sesuai kenyataan atau mencoba untuk bohong, itu bisa ketahuan bahkan ada skor atau skala bohongnya," ungkap Dokter Jiwa, Thomarius, Selasa (7/5).

Biasanya peserta tes berbohong, karena ingin kelihatan baik atau pura-pura baik dengan harapan bisa lulus dalam ujian kesehatan rohani yang dilakukan dokter.

Dengan sikap pura-pura tersebut, peserta tes biasanya justru terjebak dalam sebuah pertanyaan sama yang diulang-ulang namun dalam bentuk yang berbeda sehingga menghasilkan jawaban yang berbeda.

"Jawaban yang tidak konsisten akan menunjukkan pribadi yang bersangkutan dan bisa mempengaruhi hasil tes," imbuhnya.

Ia menjelaskan, rohani bisa diukur melalui pikiran, jiwa dan perilaku orang sehari-hari. Orang yang sehat rohaninya, kata dia, tampak pada kehidupannya yang senang, nyaman, dan produktif.

Tes kesehatan rohani belakangan ini menjadi syarat penting dalam proses seleksi calon anggota legislatif, serta calon komisioner di berbagai lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) dan Ombudsman.

Peserta wajib menjalani tes rohani oleh dokter jiwa dan merupakan bagian dari rangkaian tes kesehatan yang dilakukan tim dokter. (Ant)

Sumber: Artikel Kesehatan
1:40 AM | 1 comments | Read More

Untuk Sembuh dari Adiksi Rokok, Motivasi Pegang Peran

Jakarta, Kompas - Mengatasi adiksi nikotin alias kecanduan zat yang terkandung dalam rokok harus berbasis medis sebagaimana penanganan adiksi heroin dan kokain. Namun, agar berhasil, motivasi memegang peran penting.

Menurut Agus Dwi Susanto, dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RS Persahabatan, Jakarta, Rabu (8/5), di Jakarta, pasien yang ingin berhenti merokok diberi konseling, hipnotis, dan terapi farmakologi dengan obat tertentu.

Agus yang menangani pasien di Klinik Berhenti Merokok RS Persahabatan menekankan, hal terpenting adalah motivasi pasien berhenti merokok. ”Tanpa itu, upaya apa pun tidak akan membuahkan hasil,” katanya.

Dokter spesialis kedokteran jiwa dari klinik yang sama, Tribowo T Ginting, mengatakan, rokok menyebabkan adiksi karena menimbulkan rasa nyaman. Efek yang ditimbulkan rokok seperti efek morfin sehingga orang selalu melakukan berulang.

Perilaku orang di sekitar dan paparan iklan rokok yang menyugesti bahwa merokok itu macho, kata Tribowo, menjadi faktor pendorong.

Faktor genetik turut berperan dalam adiksi. ”Ada gen tertentu pada orang-orang tersebut yang membuat mereka lebih mudah kecanduan,” katanya.

Senada dengan Agus, Tribowo menyatakan, motivasi berperan penting dalam keberhasilan upaya berhenti merokok. Dukungan keluarga juga sangat membantu, misalnya mengingatkan agar tidak merokok dan menghindarkan hal yang mendorong untuk merokok, termasuk tidak menyediakan asbak.

Berdasar data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, secara nasional prevalensi perokok tahun 2010 adalah 34,7 persen. Prevalensi perokok tertinggi pada kelompok umur 25-64 tahun, yakni 37-38,2 persen. Pada kelompok umur 15-24 tahun, yang merokok setiap hari mencapai 18,6 persen. (DOE)

Sumber: Motivasi
1:36 AM | 0 comments | Read More

Cara Menggunakan Sosial Media untuk Hindari Tindak Kekerasan

Semakin banyak ditemukan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, yang diakibatkan oleh pergaulan di dunia maya. Kasus-kasus kekerasan itu termasuk pelecehan, pemerkosaan, hingga kasus pembunuhan. Semuanya seolah bergantian menghiasi media massa, dan dikonsumsi oleh masyarakat. Adakah yang salah dengan social media, ataukah kita yang harus lebih bijak menggunakannya? Mari kita bahas pada artikel ini, bagaimana menggunakan social media agar terhindar dari tindak kriminal yang merugikan kita, terutama para wanita.

Cara menggunakan social media agar terhindar dari tindak kekerasan:

Berhati-hatilah dengan kenalan baru di internet.

Situs-situs jejaring sosial semakin memudahkan seseorang untuk mendapatkan kenalan baru di internet. Tidak jarang, perkenalan di dunia maya dilanjutkan dengan pertemuan di dunia nyata. Banyak yang sukses dengan hubungan yang baik setelahnya, namun tidak jarang terjadi kekerasan, penculikan, perkosaan, penganiayaan, hingga pembunuhan, yang dilakukan oleh sang kenalan baru. Untuk itu, setiap kita, terutama wanita, perlu lebih waspada dengan kenalan baru kita di internet. Apabila perkenalan itu semakin intens dan semakin serius, upayakan untuk memberitahukan ke orang terdekat mengenai perkenalan itu, sekadar untuk berjaga-jaga.

Skeptis terhadap ajakan pertemuan.

Biasanya perkenalan di dunia maya akan dilanjutkan dengan kontak-kontakan melalui telepon & SMS, dilanjutkan dengan ajakan pertemuan. Yakinkah Anda dengan orang yang mengajak Anda bertemu? Ada baiknya untuk lebih hati-hati dan tidak mudah terlena dengan ajakan pertemuan. Jika Anda memang benar-benar ingin bertemu, ajaklah orang yang Anda kenal untuk menemani, setidaknya hingga Anda benar-benar kenal dengan orang yang Anda temui, dan ada orang yang Anda kenal juga mengenal orang tersebut.

Jangan terlena oleh pujian di dunia maya.

Tidak ada orang yang tidak senang dengan pujian. Bahkan banyak yang mudah terlena dengan pujian tersebut. Kata-kata seperti “cantik”, “manis”, dan sebagainya, dapat membuat orang terbuai dan terlena, sehingga mudah masuk dalam “perangkap”. Untuk itu, berhati-hatilah dengan pujian yang terlontar dari kenalan baru Anda di dunia maya.
Sibukkan diri dengan kegiatan produktif.

Salah satu alasan orang getol berinteraksi di dunia maya adalah karena memiliki banyak sekali waktu luang yang tidak produktif, sehingga menjadikan interaksi di dunia maya sebagai bahan pengisi waktu. Untuk itu, sibukkan diri Anda dengan kegiatan produktif, yang dapat secara efektif mengurangi waktu interaksi di dunia maya.

Gunakan jejaring sosial sebagai media produktif.

Nah, ini salah satu cara paling efektif menghindarkan Anda dari pengaruh buruk sosial media, yaitu dengan memanfaatkan media tersebut sebagai media produktif. Media produktif ini maksudnya adalah media di mana kita bisa melakukan hal-hal bermanfaat, antara lain interaksi sosial positif, berkomunitas produktif, hingga menghasilkan profit.

Semoga tips cara bijak menggunakan sosial media untuk menghindarkan diri dari tindak kejahatan, ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Selamat melanjutkan aktivitas, dan semoga kita semua terhindar dari pengaruh buruk yang bisa ditimbukan dari pergaulan internet. :)

Sumber: Sosial Media
1:33 AM | 0 comments | Read More